Utang Produktif vs Utang Konsumtif, Salah Satunya Menguntungkan!

 

Ketika mendengar kata “utang”, banyak orang yang langsung berpikiran negatif. Utang memang memiliki konotasi negatif. Banyak orang yang menghindari persoalan utang-piutang karena sering sekali urusannya jadi rumit. Bisa karena utang yang tak dibayar, atau bunga dari utang yang tiba-tiba membengkak melebihi nominal utang, dan lain sebagainya.

Padahal, berutang tak selamanya buruk. Bahkan, berutang bisa jadi penyelamat dalam keadaan terdesak. Jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, utang tersebut dikategorikan sebagai utang konsumtif. Selain itu, ada pula utang produktif, yaitu utang yang bisa mendatangkan pendapatan tambahan.

Utang Konsumtif

Utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang-barang yang dipakai secara rutin. Nilai dari utang konsumtif akan terus berkurang seiring waktu. Sementara beban utang yang harus kamu bayar bertambah naik. Utang konsumtif biasanya didasari oleh kebutuhan atau keinginan atas suatu hal/barang.

Contoh utang konsumtif adalah saat kamu meminjam uang secara online untuk membeli smartphone. Semakin lama, harga smartphone akan turun. Hari ini kamu beli Rp3 juta, dua bulan lagi harganya bisa jadi Rp2,5 juta. Kalaupun kamu jual kembali, harganya pasti jadi lebih murah. Padahal, nominal yang kamu bayarkan kemungkinan jadi lebih tinggi karena ada beban bunga.

Utang Produktif

Utang produktif tujuannya untuk membeli sesuatu yang bisa menambah penghasilan di kemudian hari. Nilai barang tersebut bisa naik sementara beban membayar utang semakin turun. Keuntungan dari utang ini bisa kamu rasakan di masa mendatang.

Contohnya saat kamu memperoleh pinjaman Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp500 juta. Rumah tersebut bisa dikontrakkan untuk membantu membayar cicilan ke bank.

Seiring waktu, harga rumah tersebut bisa semakin tinggi. Apalagi jika ada pembangunan yang bersifat strategis di kawasannya. Misalnya, pembangunan jalan tol, rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya. Harga rumah yang kamu beli tadi bisa meroket. Bisa jadi 10 tahun kemudian harga rumahnya sudah naik menjadi Rp1 miliar.

Utang Produktif vs Utang Komsumtif

Meski utang produktif terlihat menguntungkan, kamu harus bijak dan mempertimbangkannya masak-masak. Soalnya, kenaikan atau pertambahan nilainya masih bersifat spekulatif. Jangan pernah berutang kalau kamu tidak bisa membayarnya. Meskipun menguntungkan, utang produktif yang melebihi kemampuan akan melahirkan musibah.

Comments

Popular Posts