Anak Muda Terancam Tak Bisa Beli Rumah Sendiri Karena Inflasi

 

Situasi perekonomian dunia saat ini patut kamu

waspadai. Inflasi, alias kenaikan harga barang dan jasa, akan berdampak ke seluruh aspek perekonomian Indonesia. Tak terkecuali sektor perumahan.

Inflasi dapat berdampak pada naiknya suku bunga. Saat ini, Bank Indonesia (BI) memang belum melakukannya. Suku bunga masih berada di angka 3,5%. Namun, jika BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga maka suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga pasti akan kena imbasnya.

Semakin tinggi suku bunga KPR berarti semakin besar pula uang yang harus kamu keluarkan untuk membeli rumah. Padahal, bagi sebagian besar orang, KPR merupakan salah satu jalan terbaik untuk membeli rumah. Lalu, kalau harganya semakin mahal, mungkinkah rumah impian bisa terbeli?

Sulitnya beli rumah

Menurut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani, KPR dengan cicilan 15 tahun akan terasa berat di awal karena pengguna KPR harus membayar suku bunganya terlebih dahulu. Sementara biaya pokoknya dibayar belakangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi harga rumah dan bunganya yang akan mengalami kenaikan karena inflasi di masa depan.

Di sisi lain, harga tanah dan bahan bangunan yang terus naik tidak diimbangi oleh daya beli masyarakat. Kebutuhan perumahan masyarakat Indonesia cukup banyak, yaitu sebesar 12,75 juta.

Meskipun banyak yang bermimpi punya rumah sendiri, tapi tidak semua bisa melakukannya. Gaji bulanan belum cukup buat bayar cicilan. Apalagi kalau harga rumah semakin mahal. Anak muda pun susah punya rumah sendiri. Akhirnya, mengontrak atau tinggal di rumah orang tua jadi solusi

Strategi pemerintah

Pemerintah membuat kebijakan subsidi sebesar Rp19,1 triliun untuk beberapa program seperti membebaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah kategori sederhana dan sangat sederhana, skema kredit rumah subsidi, dan Fasilitas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) merupakan program bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk bisa mengajukan KPR dengan jangka waktu lebih panjang dan angsuran yang rendah. Selain itu, ada rencana untuk menjadikan kredit perumahan sebagai surat berharga yang bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.

Saat ini, program-program di atas masih dalam tahap perumusan. Dengan adanya sejumlah keringanan, masyarakat pun diharapkan dapat membeli rumah dengan lebih mudah.

Apa yang bisa kamu upayakan?

Selagi menunggu implementasi kebijakan pemerintah tersebut, kamu bisa terus menabung atau cari tambahan uang. Merasa belum cukup? Turunkan gaya hidup. Lakukan penghematan dengan ketat. Lebih cepat, lebih baik.

Jika uangnya sudah terkumpul dalam jumlah tertentu. Kamu bisa bayar DP dulu. Cari rumah yang sesuai dengan kemampuan finansialmu. Kalau tak langsung ditinggali, kamu bisa menyewakan rumah tersebut. Lalu, gunakan uang sewa untuk membayar cicilan setiap bulan. Artinya, kamu tidak membayar cicilan secara penuh. Si penyewa ikut membantumu membayar cicilan rumah.

Tapi, ingat kamu juga harus punya dana darurat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya penyewa berhenti di tengah jalan. Kamu harus punya dana cadangan untuk terus membayar cicilan.

Inflasi jadi satu dari sekian banyak tantangan bagi anak muda untuk membeli rumah sendiri. Namun, dengan upaya berbagai pihak, punya rumah sendiri bukan sekadar impian. Semangat!

Comments

Popular Posts