Hidup Lebih Baik dengan Jauhi Negative Self-Talk, Apa Itu?
Kamu pernah ngomong sama diri sendiri? Di mana saat suara-suara kecil di kepala memenuhi pikiran, yang membuat kamu merenungkan apa saja yang ada. Nah, obrolan mental di dalam diri tersebut dalam istilah psikologi disebut sebagai self-talk.
Ngomong sama diri sendiri itu sangat wajar, jadi gak perlu merasa aneh. Bahkan, self talk sangat bermanfaat bagi kesehatan mental, salah satunya dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Namun gak semua self-talk itu baik, karena terkadang jika berlebihan, malah bisa menjerumuskan diri sendiri dan membuat tidak percaya diri. Ini sering disebut dengan negative self-talk.
Apa itu negative self-talk?
Ini merupakan bentuk dari setiap dialog dalam batin, yang mungkin bisa membatasi kemampuan dalam mencapai potensi dan kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu. Negative self-talk jika berlebihan tidak hanya membuat stres, namun juga bisa menghambat kesuksesanmu.
Bentuk dari negative self-talk
Dilansir nickwignall.com, negative self-talk beragam sekali bentuknya, dan mungkin setiap orang pernah merasakannya, seperti:
“Pekerjaanku hari ini jelek dan dimarahin bos deh, pasti hari-hari berikutnya kayak gini deh.”
Ini adalah bentuk overgeneralizing, dimana kamu memukul rata semua peristiwa. Hanya dari satu peristiwa negatif saja, kamu akan berpikir kalau hal itu akan terus terjadi.
“Kerjaan gampang kayak gini aja aku salah terus, aku bodoh banget sih jadi orang.”
Ini adalah bentuk kecenderungan dalam menilai diri sendiri secara ekstrem, seperti baik atau jahat, bagus atau buruk, dan semacamnya. Biasa disebut dengan polarizing.
“Coba kalau aku gak pergi main tadi, pasti motorku gak bakal bocor dan mogok kayak gini”
Ini merupakan bentuk negative self-talk berupa personalizing, hal ini terjadi ketika kamu menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu yang di luar tanggung jawab dan kendali kamu.
Masih ada bentuk lainnya seperti catastrophizing, labeling, filtering, dan mind reading.
Dampak dari negative self-talk
Kadang negative self-talk bisa membantumu untuk bertindak aman. Misalnya, “Bawa payung atau jas hujan deh di motor biar gak kehujanan,” atau “Kayanya biar gak telat dan kena macet, mending naik ojek online aja besok.”
Tapi terkadang negative self-talk tidak selalu berakhir dengan hal positif seperti contoh tadi, bahkan lebih sering memberi pengaruh negatif.
Karena, terus-menerus memberi negative self-talk pada diri sendiri bisa menghambatmu untuk bergerak maju, mengembangkan potensi diri, serta menjadi pribadi yang baik.
Semakin kamu mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu tidak mampu melakukan sesuatu, semakin kamu mempercayai pikiran ini. Hal ini akan membuatmu tertekan, menciptakan pikiran buruk, hingga membuatmu merasa bersalah.
Cara mengurangi negative self-talk
1. Ingatlah bahwa pikiran dan perasaan tidak selalu jadi nyata
Memang, berpikir dahulu sebelum bertindak itu baik. Ini membuatmu makin aware dengan keadaan dan menyiapkan tindakan preventif saat hal buruk terjadi.
Namun tidak semua pikiran dan perasaanmu itu akurat, karena bisa jadi ada bias karena faktor suasana hati. Bisa jadi apa yang di pikiranmu buruk, saat dilakukan ternyata biasa saja bahkan baik untukmu.
2. Ubah pikiran negatif menjadi netral
Kadang kata-kata yang negatif bisa berpengaruh pada pikiran dan mental kita. Ketika negative self-talk mulai menyelimuti pikiran, kamu bisa ‘menangkapnya’ dan menggantinya dengan pemikiran yang netral.
Seperti misalnya “Aku gak bisa melakukannya” menjadi “Ini adalah tantangan bagiku”, atau “Aku benci pekerjaan ini” menjadi “Aku tidak cocok dengan pekerjaan ini, mungkin aku belum memahaminya dengan baik”, dan lain sebagainya.
Sering kali cara terbaik untuk mengubah perasaan yang dimiliki, adalah dengan mengubah cara kamu berpikir. Kamu bisa belajar untuk mengubah cara untuk berbicara kepada diri sendiri atau self-talk.
Mengubah pikiran mungkin tidak akan mengubah kenyataan, namun paling tidak bisa mengubah perasaanmu tentangnya.
Comments
Post a Comment